Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang bersifat dinamis sehingga menuntut adanya suatu perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam metode belajar, buku – buku pelajaran maupun materi – materi pembelajaran. Pada dasarnya mengajar merupakan kegiatan yang salah satunya adalah menanamkan konsep – konsep yang ada dalam materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Suatu konsep akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa jika konsep tersebut disampaikan melalui prosedur atau Langkah – Langkah yang tepat, jelas dan menarik.
Pada umumnya kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru dalam proses pembelajaran masih berjalan satu arah, guru dianggap satu – satunya sumber belajar yang paling benar. Sedangkan siswa diposisikan sebagai pendengar ceramah guru, sehingga proses belajar mengajar cenderung membosankan dan menjadikan siswa malas belajar. Sikap siswa yang pasif tidak hanya terjadi pada mata pelajaran tertentu tetapi hampir semua mata pelajaran termasuk matematika.
Seorang guru harus mempunyai kemampuan menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang baik dikelas, menuju tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam pengajaran matematika suatu strategi pembelajaran tertentu belum tentu cocok untuk setiap pokok bahasan, sehingga guru harus memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Seorang guru yang baik harus mempunyai wawasan yang luas tentang macam – macam strategi pembelajaran sehingga dapat memilih strategi yang tepat untuk diterapkan dalam kelas tertentu dan pokok bahasan tertentu pula.
Pada saat ini menjadi hal yang biasa, matematika di pandang sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dan kurang disukai oleh siswa sehingga berakibat prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Meskipun matematika diajarkan dengan jam pelajaran yang lebih banyak, tetap saja minat belajar dan prestasi siswa yang dihasilkan dalam pembelajaran matematika masih relative rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Rendahnya minat belajar matematika juga dialami siswa MTsN Surakarta 1. Factor yang menyebabkan rendahnya minat belajar matematika di MTsN Surakarta adalah kurang kreativ nya guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan karakter materi (cara menjelaskan materi yang monoton menjadi hal – hal yang menimbulkan kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika). Sehingga siswa tidak tertarik, bosan dan terkesan siswa menjadi pasif yang pada akhirnya anak beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Dalam hal ini guru mempunyai perananan dalam memberikan motivasi kepada siswa, karena motivasi berperan sangat penting dalam kegiatan proses belajar.
Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan dari setiap aktivitas manusia. Dalam kegiatan belajar, minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa akan menjadi optimal, kalau ada minat yang tinggi. Minat yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, serta melahirkan prestasi yang baik pula.
Untuk mengantisipai masalah – masalah tersebut agar tidak berkelanjutan hendaknya guru mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, perlu adanya variasi dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dari strategi pembelajaran yang ada , strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yaitu melalui strategi pembelajaran Aptitude Treatment Interaction.
Aptitude Treatment Interaction merupakan suatu konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing – masing sehingga pembelajaran matematika akan lebih berkesan dan menarik. Disisi lain suasana belajar akan lebih hidup, komunikasi antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. (Anggun)