Oleh:
Tri Widodo

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 SURAKARTA
Jl. MT.Haryono 24 D Telp./Fax. (0271) 713479 Kode Pos 57139 Surakarta
Website : www.mtsn1solo.sch.id Email:info@mtsn1solo.sch.idPendidikan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan Partisipasi belajar siswa melalui metode pembelajaran e-learning. Metode dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dengan menggunakan dokumentasi yang ada pada aplikasi Whats App yang ada pada group kelas. Populasi dalam penelitian ini yaitu Siswa Kelas 7 Sains 4 MTsN Surakarta 1. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi dari Aplikasi Whats App Group kelas dengan hasil dari data yang didapat bahwa Partisipasi Siswa dengan peningkatan 28,6% menunjukan bahwa siswa sudah memimiliki Partisipasi yang baik dalam belajar dengan metode e-learning.

Kata Kunci : Partisipasi siswa, media belajar power point, E-learning

ABSTRACT
This study aims to determine the increase in student learning participation through e-learning learning methods. The method in this study was a survey to collect data using existing documents in the Whats App application in the class group. The population in this study were Grade 7 Science 4 MTsN Surakarta 1. The data collection method was using documents from Whats App with the results of the data obtained that Student Participation had with increase of 28.6% indicating that students already had Participation in learning with the e-learning method .

Keywords: Student participation, power point learning media, E-learning

 

PENDAHULUAN
Sekolah, guru dan siswa memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran senantiasa terjadi proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusia yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subyek pokoknya. Peran kolaboratif antara siswa dengan guru sangatlah dibutuhkan demi terciptanya pembelajaran yang interaktif dan inovatif. Guru dituntut untuk dapat menciptakan situasi yang berpengaruh pada siswa dalam hal pemahaman konsep materi pelajaran yang akhirnya akan berdampak pada pencapaian hasil belajar yang optimal. Guru sebagai pengajar sebaiknya tidak mendominasi kegiatan pembelajaran tetapi membantu menciptakan kondisi yang mendukung serta memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa agar dapat mengembangkan potensi dan kreatifitasnya melalui kegiatan pembelajaran. Sebelum tahun 2020, pra pandemi Covid-19, kita sudah memiliki sistem pendidikan nasional yang cukup konsisten. Setiap sekolah memiliki acuan kurikulum yang seragam. Setiap sekolah berlomba-lomba untuk mengimplementasikan kurikulum dan kegiatan pendukungnya dengan baik dengan berbagai macam keunikan dan variasi di sekolah. Bisa dikatakan, setiap sekolah akan menitikberatkan pada peningkatan kualitasnya secara inkremental dari tahun ke tahun. Demikian halnya juga dengan para guru, setiap kegiatan pembelajaran adalah bentuk dari perbaikan berkelanjutan dari pembelajaran sebelumnya. Setiap sekolah, guru, dan siswa sudah memiliki pemahaman mengenai peranan masing-masing dalam proses pembelajaran.
Pada masa pandemi Covid-19, tuntutan untuk keluar dari zona nyaman bagi sekolah, guru, dan siswa benar-benar nyata. Pembatasan kegiatan tatap muka, akselerasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan peningkatan frekuensi kegiatan daring serta interaksi jarak jauh mendorong sekolah, guru, siswa, dan para pemangku kepentingan untuk beradaptasi dalam waktu singkat. Tantangan untuk setidaknya mempertahankan kualitas pendidikan yang selama ini terbentuk melalui proses pembelajaran di kelas membutuhkan kreativitas lebih dari semua pihak.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pentingnya variasi aplikasi meeting pembelajaran daring di masa pandemi pada kelas 7 Sains 4 di MTs N Surakarta 1.

TINJAUAN PUSTAKA
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran menyoroti bagaimana peranan sekolah, guru, bahan ajar, metode, dan interaksi dengan peserta didik yang mendukung dan memotivasi untuk belajar. Partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat terlihat pada aktifitas siswa, Sardiman (2009 : 101), sedengkan minat siswa adalah Minat belajar siswa berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber yang dikutip dari Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi pendidikan mengatakan bahwa minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan (muhibbin : 2013), media powerpint adalah Powerpoint merupakan aplikasi pembantu untuk membuat paparan dalam bentuk slide presentasi yang interaktif sehingga materi dapat ditampilkan lebih efektif dan professional. Penggunaan powerpoint yang interaktif dapat membantu seorang tenaga pengajar untuk memaparkan materi kepada peserta dengan lebih mudah sehingga transformasi ilmu pengetahuan dapat berjalan dengan lebih baik dan lancar (pusdiklat perpusnas : 2021)
Sekarang ini, daring dan luring menjadi istilah yang sering dijumpai, terutama berkaitan dengan tema pembelajaran di masa pandemi. Daring merupakan singkatan atau akronim dari dalam jaringan, sedangkan luring merupakan akronim dari luar jaringan. Dalam KBBI dijelaskan bahwa daring berarti terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya; sedangkan luring berarti terputus dari jejaring komputer. Bahasa lain yang mungkin lebih banyak digunakan sebagai penyebutan pembelajaran daring adalah pembelajaran online. Sebelumnya kita mungkin mengenal pembelajaran digital sebagai bentuk pembelajaran awal yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pembelajaran daring memiliki cakupan yang lebih luas dalam memanfaatkan TIK, tidak hanya sebatas digitalisasi materi maupun media pembelajaran, namun juga mencakup komunikasi dan interaksi antar unsur-unsur dalam KBM menggunakan TIK. Internet memiliki peranan penting dalam konteks daring, sebagai media penghubung yang menyalurkan informasi. Pembelajaran daring biasanya akan mengkombinasikan penggunaan aplikasi maupun sistem yang saat ini banyak digunakan, misalnya penggunaan Learning Management System (LMS) seperti Moodle sebagai portal untuk mengakses materi ajar dan berinteraksi antara guru dan peserta didik; penggunaan aplikasi pertemuan seperti Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, dll. untuk merealisasikan kelas daring; penggunaan aplikasi chat atau messaging untuk bertukar pendapat, berdiskusi, menyampaikan pengumuman, maupun berkoordinasi; dan lain sebagainya.

METODOLOGI PENELITIAN
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7 Sains 4 MTsN 1 Surakarta yang berjumlah 28 siswa.
Obyek dalam penelitian ini adalah aplikasi daring Layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan Elearning Madrasah dengan materi menggunakan media PPT sedangkan untuk komunikasi menggunakan Aplikasi WA.
Penelitian dilakukan dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu terhadap variasi aplikasi daring dan menentukan aspek yang akan diamati dalam penerapannya. Aspek yang diamati dalam penerapan mencakup Partisispasi siswa terhadap materi, keaktifan siswa, dan tenggat waktu terkait bats waktu yang ditentukan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi pada saat penerapan dan rekapitulasi data partisipasi pada aplikasi WA. Perbandingan aspek-aspek subyektif dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan sebelum dan sesudah penerapan variasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa proses pembelajaran 100% dengan menggunakan E-Learning di masa pandemi covid 19 saat ini yaitu dengan menggunakan internet media aplikasi zoom, WA dan Youtube. Partisipasi belajar seacara aktif merupakan hal yang harus dimilki oleh peserta didik terutama dalam proses pendidikan saat ini dimana aktivitas proses pembelajaran dilakukan secara daring dengan media. Dari data penelitian yang dilakukan bahwa secara umum keaktifan atau pertisipasi peserta didik pada layanan klasikal BK materi Masa Remaja dan Perubahanku sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil dokumentasi indikator variabel kemandirian belajar selama proses pembelajaran dengan menggunakan E-Learning seperti data dibawah ini:

Data dokumentasi partisipasi belajar selama proses pembelajaran dengan menggunakan data whats App
Materi
Populasi
Jumlah partisipasi
Prosentase
Prosentase peningkatan

Cara mengatur waktu (word)
28
18
64,3%
28,6%

Masa remaja dan perubahan ku (slide ppt)
28
26
92,9%

 

 

Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa media belajar ppt dengan dengan metode E-Learning bisa menjadi solusi model pembelajaran ditengah pandemi covid 19 yang diterapkan di Indonesia dan seluruh Dunia yang terkena dampak pandemi covid 19. Oleh karena itu, peserta didik dalam kegiatan belajar daring ini dituntut memiliki kemandirian belajar agar bisa mencari bahan ajar sendiri tanpa menunggu dari guru atau dosen nya saja, menurut (Maudiarti, 2018) “dalam pembelajaran e-learning tenaga pendidik dan peserta didik memiliki peran masing – masing, tenaga pendidik sebagai fasilitator dan pembimbing dalam kegiatan pembelajaran sedangkan peserta didik sebagai konstruktor pengetahuan, pembelajar mandiri dan pemecah masalah” kemudian menurut (Nadziroh, 2017) “Model pembelajaran e-learning dapat bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran” proses pembelajaran dengan menggunakan e-learning harus didukung oleh tenaga pendidik dan peserta didik yang saling interaktif satu sama lain.
Implementasi E-Learning dianggap efektif dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik, hal ini sejalan dengan pendapat (Arifin & Herman, 2018) “E-Learning dapat melatih peserta didik untuk mandiri dalam hal mencari sendiri bahan atau materi pelajaran pada waktu tertentu dalam rangka meningkatkan pengetahuannya, berperan aktif dalam proses pembelajarannya dan bertangguang jawab terhadap proses pembelajarannya dan meningkatkan pengetahuannya sendiri”. E-learning dianggap mampu meningkatkan kemandirian belajar karena e-learning merupakan perpanjangan dari ruang kelas yang bisa diakses oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun peserta didik berada. Keefektifan pembelajaran E-learning

PENUTUP

Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan materi ppt dengan metode E-Learning pada layanan klasikal masa remaja dan perubahan sudah terlaksana dengan baik dan efketif yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah partisipasi belajar siswa berdasarkan data yang diambil dari aplikasi WA dengan partisipasi sebanyak 28 siswa dengan prosentase kenaikan 28,6%

Saran
Saran yang peneliti berikan pada dosen hendaknya memperhatikan kemandirian belajar para mahasiswa untuk memaksimalkan pembelajaran ditengah pandemi covid 19, libatkan mahasiswa sebagai objek yang bisa belajar sendiri dan mandiri serta dosen sebagai fasilitator nya sehingga hal ini akan membuat pembelajaran jarak jauh dengan E-Learning bisa berjalan secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: https://kbbi.kemdikbud.go.id
Partisipasi siswa bab II kajian Pustaka.2017 uny.ac.id
http://eprints.uny.ac.id/8434/3/bab%202%20-10504247018.pdf
Direktorat Pendidikan dan Pembelajaran. 2020. Apa itu pembelajaram?. UNIDA. https://unida.ac.id/pembelajaran/artikel/apa-itu-pembelajaran.html

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini