MTsN Surakarta 1 menggelar workshop dengan tema “Mengintegrasikan Deep Learning dalam Kurikulum Pendidikan di MTsN Surakarta 1” yang dilanjutkan dengan Pembagian Tugas Habis pada Senin (23/06/2025) di Hotel Megaland, Surakarta. Kegiatan diikuti seluruh guru dan tendik.
Workshop menghadirkan 2 narasumber yaitu Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta , Ulin Nuha Nur Hafsun dan Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Semarang, Junaidi. Selain itu, workshop juga dihadiri oleh Pengawas Madrasah dan Plh. Kasi Pendidikan Madrasah.
Kegiatan diawali dengan sambutan Kepala Madrasah. Dalam sambutannya, Kamad melaporkan capaian prestasi akademik dan nonakademik serta mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu guru dan tendik. “Terima kasih kepada bapak ibu guru dan tendik yang telah mendampingi siswa MTsN Surakarta 1 hingga mencapai prestasi akademik dan nonakademik yang luar biasa di tahun pelajaran 2024 -2025. Terima kasih juga atas pendampingannya untuk siswa kelas 9 yang sudah diterima di sekolah atau madrasah favorit dengan seleksi nasional. Semoga di tahun pelajaran 2025 – 2026 madrasah kita lebih sukses dan lebih hebat lagi,” harap Nurul Qomariyah, Kamad.Materi pertama tentang Kebijakan Kementerian Agama disampaikan oleh Kankemenag Kota Surakarta. Dalam materinya, beliau menyampaikan tentang Kebijakan Kementerian Agama tentang kurikulum pendidikan madrasah, Implementasi Kurikulum Merdeka, Penguatan P5RA, Kurikulum Berbasis Cinta, Moderasi Beragama dan Penyesuaian Kurikulum, peningkatan kualitas guru, penyelenggaraan madrasah digital, serta tujuan kebijakan. “Kemenag mendorong penerapan Kurikulum Berbasis Cinta di madrasah. Kurikulum ini menekankan 4 aspek utama, yaitu : cinta kepada Tuhan, cinta pada sesama manusia, cinta lingkungan, dan cinta bangsa,” jelas Ahmad Ulin Nur Hafsun, Kankemenag Kota Surakarta. Dalam kesempatan yang sama, Kankemenag juga berpesan agar bapak ibu guru dan tendik MTsN Surakarta 1 membimbing dan mendampingi siswa dengan penuh cinta serta terus bersinergi untuk membawa madrasah lebih maju dan mendunia.
Materi berikutnya adalah materi inti tentang Deep Learning yang disampaikan oleh Junaidi, Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Semarang. Sebelum penyampaian materi inti, Junaidi sharing dengan peserta workshop tentang kesehatan. “Pola hidup, pola pikir, dan pola makan yang baik akan memengaruhi kesehatan bapak ibu guru. Kalau bapak ibu guru sehat dan bahagia, lingkungan sekolah yang kondunsif akan tercipta, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih baik dan berkembang secara optimal,” papar Junaidi, narasumber. Seluruh peserta mengikuti workshop dengan antusias. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta workshop. Salah satu pertanyaan disampaikan oleh Siti Rohimah, Guru Mapel Bahasa Inggris. “Bagaimana kalau guru mapel tidak bisa mengikuti siswanya ke jenjang berikutnya? Padahal, dalam Kurikulum Merdeka yang menggunakan Quantum Learning, guru mapel idealnya mengikuti siswanya,” tanya Siti Rohimah. Workshop berlangsung sampai pukul 12.00 yang kemudian dilanjutkan dengan ishoma. Usai ishoma, dilaksanakan rapat pembagian tugas habis hingga jelang ashar.