Kamis (10/07/2025),  36 siswa MTsN Surakarta mengikuti   Diklat Palang Merah Remaja (PMR) Madya yang diawali dengan apel pembukaan. Diklat ini bertujuan membentuk relawan muda berdedikasi, siap berkontribusi pada masyarakat. Edi Hartanto, Waka Kesiswaan bertindak sebagai pembina apel. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya PMR dalam aksi kemanusiaan dan pembentukan karakter bangsa. “Pelatihan ini akan membekali peserta dengan keterampilan dasar kepalangmerahan seperti  pertolongan pertama dan kesiapsagaan bencana yang akan diajarkan oleh pembina PMR dan relawan PMI, “tutur Edi Hartanto, Waka Kesiswaan.  Edi Hartanto juga menyampaikan harapannya pada peserta diklat bahwa peserta diklat harus mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh supaya setelah diklat semua peserta memiliki kemampuan teknis, jiwa kepemimpinan, dan semangat kerelawanan yang tinggi.

Setelah pembukaan, fokus beralih ke pengembangan materi dan kolaborasi di Ruang Digital dari pukul 13.00 – 16.00 WIB. Sesi ini diawali dengan materi saling percaya antar anggota dan pemimpin oleh Sen Ardan, Pembina PMR. Sen Ardan menyampaikan bahwa materi ini merupakan  fondasi kerja sama tim. Kak Rafif Habib Aslam, anggota PMR  memimpin aktivitas interaktif menebak objek dan maknanya, melatih kejelian dan kreativitas. Puncaknya, peserta dibagi menjadi tujuh kelompok untuk membuat mading berdasarkan panduan, didampingi Rafif. Sesi ini ditutup dengan presentasi kelompok.

 

 

 

Untuk memperkuat spiritual, peserta melaksanakan tadarus bersama dan game sambung ayat di aula MTsN Surakarta 1 setelah Salat Magrib dan berakhir sebelum Isya. Dilanjutkan dengan salat Isya berjamaah dan makan malam. Kegiatan ditutup dengan penyampaian materi tentang kerjasama oleh Pak Erkham, Pembina PMR hingga pukul 21.00.  Setelah itu, seluruh peserta bersiap untuk beristirahat.

 

Hari kedua diklat pada  Jumat (11/07/2025) dimulai dengan  kegiatan yang intens berupa  suasana yang jauh dari kata tenang. Pada pukul 23.30 situasi gawat darurat langsung menyergap, menguji kesiapan dan respons para peserta. Banyak korban berjatuhan, banyak senter dan cahaya yang di nyalakan panitia, banyak teriakan kesedihan, banyak teriakan anak yang panik, dan semua peserta bergotong royong membawa korban untuk di tangani. Insiden ini dengan cepat diikuti oleh sesi evaluasi dan konsekuensi. Tepat setelah tengah malam, dari pukul 00.00 hingga 00.30, para peserta dihadapkan pada hukuman push up karena kelalaian dan kegagalan yang terjadi selama situasi darurat. Momen ini menjadi pengingat penting akan tanggung jawab dan ketelitian yang diperlukan  para peserta. Dampak dari kegiatan awal ini pun terasa. Setelah aktivitas pertama selesai, enam orang anak tumbang dan segera diistirahatkan, hal ini menunjukkan betapa melelahkannya tantangan yang mereka hadapi. Meski dalam kondisi yang menantang, semangat peserta untuk mencapai tujuan tetap membara. Pada pukul 00.00  para peserta berupaya mencari badge PMR, sebuah aktivitas yang mungkin menguji ketahanan fisik dan mental mereka di tengah malam buta.

Sebelum beristirahat, pembina memberikan penjelasan penting. Sesi ini berlangsung pada pukul 01.00 dini hari kemungkinan besar berisi arahan untuk hari berikutnya atau refleksi atas kejadian yang telah dilalui.  Akhirnya peserta  mendapatkan waktu untuk istirahat mulai pukul 01.30. Waktu istirahat dimanfaatkan sebaik-baiknya, meskipun cukup singkat. Pada pukul 04.30, peserta melaksanakan salat, mengawali pagi dengan ketenangan spiritual.

Pukul 05.00 – 06.00, suasana kembali ceria dengan senam dan sarapan bersama, mengisi kembali energi yang terkuras. Persiapan untuk tantangan selanjutnya pun dimulai. Puncak kegiatan hari kedua adalah Wide Game yang berlangsung dari  pukul 06.00 – 09.00. Ini adalah sesi yang paling dinanti,  para peserta karena harus menyelesaikan misi yang di berikan pembina. Di balik keseruanya, Wide Game ini juga mengingatkan pada pelajaran dan keterampilan yang telah mereka dapatkan. Setelah Wide Game selesai,  semua peserta dan pembina melakukan bersih-bersih/ mengganti baju yang sudah basah dengan baju yang akan dipakai untuk upacara penutupan. Akhirnya seluruh rangkaian kegiatanditutup dengan upacara penutupan pada pukul 10.00 – 11.00. Kegiatan tersebut menadai berakhirnya diklat yang penuh tantangan dan pengalaman berharga. (Tim Jurnalis-Diana)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini